Halaman

Batas Waktu

Kamu, ya kamu, diam-diam menjadi sesosok berhala yang membuatku berlutut pasrah dari kajauhan 

Kata-kata yang menghidupimu selalu ambigu. Apa itu kamu sengajakan untuk menarik semua pelatuk yang mengarah padamu? 

Kuyakin di dalam pikiranmu sudah tak ada lagi ruang buat menampung memori masa depan yang akan menjadi masa lalu 

Sebenarnya, berbagi ruang hidup bersamamu itu selalu kumaui sejak pertama kali kita bertemu, tetapi berjalan di ruang itu untuk saat ini yang membuatku takut 

Ketakutan bukan berasal dari ketidak sanggupanku. Ini soal kesanggupanmu mengimbangi keabsurd-an pikiran yg kadang diriku sendiri saja tak sanggup 

Dan sampai saat ini, aku masih setia menunggu sampai mana batas kuasamu terhadapku. 


*Teruntuk pelangi yang tertutup kabut pagi | 30 Juli 2013*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar