Halaman

Berkunjung ke kediaman Djoko Pekik

Djoko Pekik yang saya potret di salah satu bagian dari lahan kediamannya yang luas.
Djoko Pekik yang saya potret saat duduk berbincang dengan teman - teman angkatan saya di galerinya. Di galeri itu ada lukisan - lukisan beliau yang tidak dijual. "kalo lukisan saya dijual semua, terus saya nggak punya lukisan dong?(Djoko Pekik)"

Rabu siang kemaren saya ikut nginthil kelas Pak Risman Marah (proses imaji 3), yang mengajak praktek potret tokoh, infra red, dan menggunakan filter ND di kediaman Djoko Pekik di daerah Madukismo, Bantul, Yogyakarta. Saya tak begitu tahu alamat pasti rumahnya, tapi luas rumahnya tak kira - kira. Kesalahan kesana saya yang paling fatal adalah tidak banyak tanya "tentang apa yang terlihat" macam asal muasal ide beliau membuat rumah di lahan yang suangat luas itu, keluarganya, dan lain-lainnya. Saya terpentok oleh diri saya sendiri yang merasa kecil berhadapan dengan seniman besar macam dia yang dari sekilas pandang mempunyai karakter sederhana, apa adanya, santai, dan suka humor ini. Saya sendiri menyesal tidak banyak tanya tentang beliau, tapi inilah yang namanya belajar, kadang perlu "ditampar", tapi ini tak akan terulang lagi jika nantinya saya berhadapan dengan orang "besar" macam beliau kelak. :)
Jangan sekali-kali kagum, melihat seorang raja, presiden, atau seorang bintang film. Engkau sendiri adalah juga seorang raja dalam profesimu - Alfred Eisenstaedt
(dikutip dari R.M Soelarko, "Pengantar Foto Jurnalistik", 1985, hal.118)
Jika menuju ke suatu tempat, saking luas lahan rumahnya, beginilah cara beliau selain menggunakan motor maticnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar