Halaman

Unfashion Show


"Unfashion Show" - Prasetya Yudha (2013)
Akhir-akhir  ini saya sangat tertarik dengan karya yang berhubungan dengan found object. Ditambah lagi, akhir-akhir ini juga saya tetracuni oleh temen saya tentang kolase yang membuat saya akhirnya jatuh cinta. Found object dan kolase. 2 hal yang sebenarnya saling bertautan karena proses beberapa benda yang ada di sekitar kita sehari-hari dirangkai menjadi satu kesatuan karya juga merupakan proses kolase. Timbul di pikiran saya, kira-kira apa yang bisa saya buat dengan proses itu melalui medium fotografi? Bukan instalasi atau kolase majalah saja?

Akhirnya setelah mengalami stress tingkat sedang beberapa waktu, saya dapat ilham untuk membuat sebuah karya yang membicarakan kecantikan wanita. Tema ini kalo bisa di flashback mempunyai garis merah dengan karya saya berjudul “Munafik” yang pernah saya buat awal Oktober tahun lalu. Namun, kali ini saya membicarakan kecantikan bukan dari sifat seperti karya sebelumnya, tetapi dari stereotipe atau pandangan khayalak umum.

Di karya yang berjudul “Unfashion Show” ini saya menghadirkan 5 gesture dari 1 objek yang berlagak sedang pose di sebuah “panggung pertunjukkan”. Saya menggunakan 3 simbol di karya ini, yaitu kepala mannequin, plastik, dan daun pohon kelapa. Di sini saya mempertanyakan cantik itu seperti apa. Klise memang, tapi pertanyaan itu masih mengiang-ngiang di kepala saya. Kenapa kita bisa menilai kalo dia cantik, dia tidak? Apakah Tuhan menciptakan wajah dan tubuh wanita agar bisa dinilai dia cantik dan dia jelek? Siapa sebenarnya yang membuat 1 kata 5 huruf C-A-N-T-I-K? Dan siapa yang membuat mindset hampir semua orang berpandangan kalo wanita cantik itu seperti ini itu? Industri kah? Yang jelas tak ada asap kalo tak ada api.

3 simbol yang saya hadirkan di karya ini bermaksud untuk mempertanyakan manusia cantik yang absurd, mannequin yang ditutupi plastik merupakan simbol saya untuk mengkomunikasikan tentang stereotipe publik tentang cantik yang sepertinya akan mendarah daging, seperti sifat plastik yang abadi, sampah yang lama terurai. Dan lagi, parahnya, stereotipe cantiknya wanita itu seperti barang belanjaan, diperjual belikan, dan wajah mereka yang didandani sebegitu rupa dibawa kemana-mana seperti barang. Dan daun pohon kelapa merupakan simbol yang saya hadirkan untuk mengingatkan kembali kita ke masa lalu, bahkan masa sekarang. Masa lalu cantik itu tidak seperti sekarang dimana paras dan sandang harus terlihat waw di mata, waw di mata sendiri itu masih mesti dipertanyakan berasal dari mana. Masa sekarang pun kalo kita lihat, di daerah seperti di negeri kita sendiri contohnya, Perempuan di Mentawai, Pedalaman Papua, Pedalaman Dayak, dan lain-lainnya mungkin punya pandangan tentang wanita cantik itu sendiri. Daun pohon kelapa itu simbol saya untuk mengingatkan apa yang ada di daerah-daerah terpencil yang tak tersentuh oleh industri, bagaimana kah rumah, baju, dan suasana hidup di sana? apakah terbuat dari yang serba modern seperti kita? pastinya mereka masih menggantungkan hidup dengan alam bukan? Dan daun pohon kelapa itulah saya pilih sebagai simbol alam itu.

Karya ini merupakan karya ejakulasi dini saya. Dan saya sadar terlalu berkoar-koar banyak tentang mani yang saya keluarkan, pastinya mani saya akan mati cepat! Hahahaha. Maaf ya.... J

Selamat berproses di bulan Februari 2013 semuwah !!!! :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar