Halaman

Kepala Dua

*Untuk MP 


Tak perlu berusaha untuk menjadi beda karena sejatinya masing-masing dari kita sudah berbeda. Apa yang perlu ditunjukkan lagi? keberhasilan? kegagalan? Kesendirian? Kebersamaan? Keberanian? Penyesalan? Kemarahan? Kekaguman? Kebaruan? Apa lagi? Kita selalu ingin menunjukkan sesuatu dari segala apa dari kita agar dilihat, meskipun hanya sekedar dilihat. Begitu saja. 

Sesuatu yang perlu ditunjukkan sebenarnya ada jauh di dalam.

Banyak orang yang ingin menemukan sesuatu itu, melakukan perjalanan jauh ke dalam dengan hanya bersemangat harapan, bermimpi untuk lekas menemuinya, lalu menggandengnya erat untuk pulang dan menunjukkan kepada siapa saja . Namun, banyak di antara mereka yang banyak istirahat karena lelah, sambil memikirkan kembali perjalanannya, kesadaran mereka mulai diserang. Bagaimana tidak? Perjalanan yang mesti dilakukan sendiri itu hanya mempunyai satu penunjuk arah, insting. Seperti apa wujud insting itu? Dia hadir secepat kilat, sekelebat lewat di alam sadar, belum lagi banyak pertanyaan yang diajukan dari diri mereka yang lain yang selalu ditemui tanpa diundang. Belum lagi pertemuan dengan musuh berwujud realita yang dengan siasat liciknya selalu membuat mereka mudah terhisap ke dalamnya karena keletihan. Dan belum lagi-belum lagi lainnya. Kadang-kadang mereka lelah dengan harapan, tapi tetap memepercayainya. Terlalu banyak yang dikeluhkan, tapi masih banyak dari mereka yang tetap terus berjalan, berjalan dengan harapan yang keletihan.

Sedikit orang yang tidak ingin menemukannya. Maksudnya, mereka juga melakukan perjalanan jauh itu, tapi dengan keinginan yang tidak ingin menemukannya. Mereka berjalan, menikmati misteri yang terhampar di depan mereka. Kadang-kadang untuk menghibur diri, mereka bernyanyi, berbicara dengan diri sendiri, melompat-lompat, tertawa, menangis, mereka membuat cerita yang mereka nikmati sendiri dengan menganggap mereka adalah pemeran utamanya. Saat menghadapi realita, mereka mengencinginya, saat berhadapan dengan diri mereka yang lain, mereka membiarkannya lalu meninggalkannya. Tak ada harapan dari mereka. Maksudnya, harapan mereka adalah tak ingin berharap. Mereka berjalan mengikuti penunjuk arah yang adalah insting, bagi mereka, cuma ada dua, kanan atau kiri, depan atau belakang. Jika yang sekelebat lewat itu mengatakan kanan, maka mereka akan ke kanan, jika sudah ke kanan dan sekelebat yang lewat itu mengatakan kebelakang yang meski artinya kembali lagi ke tempat tadi, maka diikutinya. Jadi, tak jarang mereka terlihat sekedar berputar-putar saja, tapi mereka terus berjalan tanpa ada yang ingin diharapkan.

Golongan banyak dan sedikit pada akhirnya dari mereka ada yang menemukan sesuatu itu. Maksudnya merasa menemukan sesuatu itu. Mereka yang merasa tentulah tidak menemukan apa-apa karena sekedar merasa menemukan. Jadi tak ada apa pun, mereka masih menghadap bentang yang sama. Mereka sekedar merasa. Dan setelah merasa menemukan, mereka pulang, pulang dengan menunjukkan kediaman yang tertanam di mulut mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar