4 Juli 2020
Keparakan Kidul. Setelah melihat aku kebingungan karena tidak bisa ke rumah Banyuraden untuk dua bulan ke depan, istriku, Nia, berinisiatif memindah meja kerjaku ke dalam kamar tidur rumah Keparakan. Ia tahu bahwa aku butuh ruang sendiri untuk berekspresi. Salah satu alasanku menyempatkan waktu untuk pulang ke rumah Banyuraden juga untuk menyendiri barang sebentar. Aku enggan ketika ada orang lain melihat dan mendengar polah ekspresiku, tak terkecuali istriku sendiri. Keperluanku untuk mendengar musik latar dengan volume cukup keras juga jadi pertimbangan. Aku tidak mau diganggu dan mengganggu. Apalagi ketika hari-hari buruk datang. Seperti malam hari ini, ketika aku hanya bisa mengawang menatap dinding yang kosong, membiarkan Rioseco dari Caspian terus mengalir menggenangi kamar. Aku tak sudi ada orang yang melihat diriku tenggelam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar