Halaman

PostModern

Presentasi foto di kelas Estetika tadi siang dihebohkan dengan salah satu dari mahasiswa (kami) yang presentasi foto dengan cuma membawa frame (bingkai) foto, hanya bingkai foto, tanpa foto apa pun di dalamnya. Dia hanya membawa frame kosong yang berkaca, hanya itu.

Para mahasiswa lain yang ambil matakuliah tentang "keindahan" itu tentu langsung heboh, bagaimana bisa sebuah frame kosong dianggap sebuah karya foto ? Dalam presentasinya, dia sebelumnya memang sudah menekankan bahwa dia ikut pandangan postmodern, dimana dia menolak pemahaman modern.
Pemahaman modern menghubungkan kebenaran dengan rasio sehingga rasio dan logika menjadi tolok ukur kebenaran. Kaum postmodern meragukan konsep kebenaran universal yang dibuktikan melalui usaha-usaha rasio. Mereka tidak mau menjadi rasio sebagai tolok ukur kebenaran. Postmodern mencari sesuatu yang lebih tinggi daripada rasio. Mereka menemukan cara-cara nonrasial untuk mencari pengetahuan, yaitu: melalui emosi dan intuisi. (serbasejarah.files.wordpress.com/2010/01/postmodern.doc)
Serba - salah juga mau menilainya kayak mana kalo begitu bukan? satu hal yang masih mengganjal dari karya - karya yang menurut pemahaman postmodern seperti ini, yaitu pesan. Memang, karya yang dihasilkan membikin shock, membuat saya dan teman - teman saya berdiskusi tentang apa sebenarnya postmodern itu, dan apa sebenrnya fotografi? Karyanya memang menimbulkan perbincangan saat kelas telah selesai, dan itu berarti karya itu telah sukses bukan? karena sukses atau tidaknya suatu karya bagi saya sendiri adalah bila karya yang sudah dilihat menimbulkan perbincangan dan perdebatan di luar "ruangan". :)))

Memang karya - karya seperti itu di negara ini masih kurang bisa diterima, banyak dari kami yang masih belum terima kalo itu dianggap sebuah karya fotografi, apa pun alasannya, terlebih Indonesia bukan Amerika, Perancis, dan Belanda, atau negara - negara lainnya yang fotografinya sudah berkembang lebih dahulu dibanding Indonesia dan sudah menghargai karya - karya postmo. Jadi bagi saya ini masalah proses, malah saya berterima kasih terhadap dia yang sudah membukakan mata kami terhadap karya "baru".
Orang-orang postmodern tidak merasa perlu membuktikan diri mereka benar dan orang lain salah. Bagi mereka, masalah keyakinan/kepercayaan adalah masalah konteks sosial. Mereka menyimpulkan,"Apa yang benar untuk kami, mungkin saja salah bagi Anda," dan "Apa yang salah bagi kami, mungkin saja benar atau cocok dalam konteks anda."
(serbasejarah.files.wordpress.com/2010/01/postmodern.doc)
Gambar frame diambil dari http://kopertais8.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar