Halaman

2 + 2 = 5




Sedang membaca novel '1984', karya George Orwell. Pertemuan dengan dialog di halaman 306-308 menampar kedua pipi saya. Sebelum pertemuan itu, saya sedang membrengsek-mbrengsekki diri saya karena saya memang benar-benar brengsek. Saya tak tahan untuk menuliskannya lagi di sini, dengan saya ambil dialognya saja, tanpa saya ceritakan siapa mereka, lokasi, atau bagaimana '1984'. Novel ini bisa dinikmati dari potongan-potongan yang ditawarkan Orwell, dan itu bebas sekali interpretasinya. Dan karya di atas, saya persembahkan buat pertemuan saya ini.

>< >< ><

O’Brean: Kamu bukan ahli metafisika Winston. Sampai saat ini kamu belum pernah berpikir sungguh-sungguh tentang apa yang dimaksud eksistensi. Apakah masa silam mempunyai eksistensi konkret, di dalam ruang? Apakah, entah di mana, ada satu tempat, suatu dunia yang berupa benda-benda padat, yang di situ masa silam masih sedang berlangsung?

Winston: Tidak

O’Brean: Lalu, di manakah masa silam itu ada, kalau memang ada?

Winston: Dalam catatan. Itu ada catatannya

O’Brean: Dalam catatan. Dan- ?

Winston: Dalam pikiran. Dalam ingatan manusia

O’Brean: Dalam ingatan. Baiklah, kami, Partai, mengendalikan semua catatan. Maka kami mengendalikan masa silam, ya tidak?

Winston: Tapi, bagaimana kalian dapat menghentikan orang mengingat?! Itu terjadi dengan sendirinya. Dalam penguasaan diri seseorang. Bagaimana kalian dapat mengendalikan ingatan? Kalian belum mengendalikan ingatan saya!

O’Brean: Sebaliknya! Kamu yang belum mengendalikannya. Itulah yang membawamu sampai kesini. Di sini karena kamu gagal menjadi rendah hati, gagal memompa disiplin diri. Kamu tidak mau melakukan tindakan penyerahan diri yang merupakan harga yang harus dibayar untuk kewarasan. Kamu lebih suka menjadi orang gila, menjadi minoritas satu orang. Hanya pikiran yang berdisiplin dapat melihat kenyataan, Winston.

Kamu memandang bahwa realitas adalah sesuatu yang obyektif, eksternal, punya eksistensi diri yang berdaulat. Kamu juga berpandangan bahwa sifat-hakikat realitas itu sudah jelas dengan sendirinya. Bila kamu mengecoh diri sendiri bahwa kau melihat sesuatu, kau menganggap bahwa setiap orang lain juga melihat sesuatu yang sama dengan yang kau lihat itu.

Tapi, saya beritahu kau, Winston, bahwa realitas itu bukan sesuatu yang eksternal. Realitas itu hanya ada dalam pikiran manusia, dan tidak di tempat lain mana pun. Tidak dalam pikiran individu, yang dapat keliru, dan yang bagaimanapun cepat binasa: hanya dalam pikiran Partai yang bersifat kolektif dan tidak bisa mati. Apa pun yang oleh Partai dipandang sebagai kebenaran, adalah kebenaran. Tidak mungkin melihat realitas, kecuali melalui mata Partai. Itulah fakta yang harus kamu pelajari kembali, Winston

Di sini, diperlukan tindakan penghancuran-diri, upaya yang penuh kemauan. Kamu harus merendahkan dirimu sendiri sebelum dapat menjadi waras.

Kamu ingat, menulis di buku harianmu, ‘kebebasan ialah kebebasan untuk mengatakan bahwa dua tambah dua sama dengan empat?’

Winston: Ya

O’Brean: (mengulurkan tangan kirinya, punggug tangan itu menghadap Winston, dengan ibu jari tertekuk, dan keempat jari lainnya muncul) Berapa jari yang kutunjukkan kepadamu ini, Winston?

Winston: Empat

O’Brean: Dan kalau Partai mengatakan ini bukan empat, tetapi lima – lalu jadinya berapa?

Winston: Empat
(Jawaban itu berakhir dengan engah kesakitan karena setruman)

>< >< ><

2 komentar: