Halaman

06/10/18 - Sembilan belas

"Lagu apa yang mewakili harimu ini, mas?" tanyaku kepada seorang kawan yang usianya cukup berjarak di atasku. Seakan sudah mempunyai kunci jawaban, tanpa butuh membuka satu laci ingatan pun, si kawan ini langsung menyanyikan sebuah lagu, "Today is gonna be the day that they're gonna throw it back to you."

Oasis? Memang. Akan tetapi, yang ia maksud adalah Wonderwall versi Ryan Adams yang menggubah nuansa lagu itu menjadi lebih ke sedih dan pilu.

Kebetulan juga mungkin pertemuan kami di bibir sebuah panggung pertunjukan yang kosong, tepat di pergantian waktu menuju petang. Langit masih menyisakan jingga, masih ada sedikit waktu untuk bermelankolis ria. Untuknya. Saja.

Sebelum momen syahdu menjelang petang di selatan kota Yogyakarta itu, aku menghadiri sebuah peristiwa bertajuk seminar fotografi yang bertempat di auditorium milik sebuah lembaga asing. Seorang kawan menjadi pembicara utama. Aku mencoba hadir tepat pada waktunya dan mendapati lanskap kursi lipat merah memenuhi ruangan kotak hitam. Acara belum dimulai. Setelah menunggu tidak begitu lama, sejumlah lelaki dan perempuan berwajah segar masuk, duduk, menyebar membentuk titik-titik ganjil yang membuatku penasaran terhadap gambar apa yang akan terlihat jika kuambil foto mereka dari sudut pandang matanya burung.

Sebelum kawanku menutup peristiwa seminar di kotak hitam itu dengan sikapnya yang tenang, kepalaku menolah-noleh dan mulai menghitung. Dari sembilan belas perempuan yang hadir, hanya tiga di antara mereka yang tidak mengenakan jilbab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar