Halaman

6 November 2024

& apabila di sana kautemukan

cinta, di antara seluruh penderitaan

yang menimpa hidupmu, berbahagialah

akhirnya ada satu penderitaan

yang bisa kaupilih sendiri


Petikan puisi "Cara Lain Membaca Sajak Cinta" oleh M. Aan Mansyur ini sampai aku tulis di buku catatanku. Sebagai pelipur lara, lima baris puisi yang ada di dalam buku puisi Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau ini sangat membantu. Sebagai tambahan dosis penguatan mental, aku juga menuliskan satu frasa, kalau boleh dibilang, dalam puisi Aan yang berjudul "Kesedihan",


barangkali kesedihan butuh membaca


Aku sampai ingin mengabadikan empat kata itu di salah satu sisi diding rumah!

Bisa dikatakan, aku belum sepenuhnya pulih dari kondisi mental yang ambruk. Setiap bangun tidur, aku masih saja berusaha untuk berdiri perlahan-lahan dan melangkahkan kaki ke depan. Sebisaku. 

Persiapan acara peluncuran buku Yogyakarta Art Book Fair (YKABF) pada hari Sabtu besok mengharuskanku bergerak. Waktu seperti meneriakiku untuk lekas menyelesaikan hal-hal yang menjadi tangung jawabku, meski tanpa ikatan dan upah nominal. Inikah yang disebut komitmen sosial & budaya untuk komunitas penerbitan mandiri itu? Bekerja untuk membangun sebuah kultur penerbitan yang sedang diperjuangkan bersama teman-teman. Buku, teman, dan perbincangan seperti menjadi tiga hal yang melebihi kebahagiaan apa pun di dunia. Setan tertawa licik di belakangku. Aku mendengarnya. 

Diam!

Aku mulai menyelesaikan satu per satu kebahagiaanku itu. Menyusun Term of Reference untuk pembicara; Mengedit draft tulisan konten ringkasan pengalaman berpartisipasi di Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2024. Ya, baru dua hal itu yang baru bisa aku kerjakan. Lumayan.

Sejak tanggal 4, ada program latihan menggambar yang sedang aku lakukan. Aku sadar jika kekosongan di dalam pikiranku sepulang dari UWRF bisa berasal dari rasa ketidakberdayaan. Entah dari mana datangnya perasaan itu. Ketika aku merasa tidak bisa melakukan apa-apa, artinya sama dengan tidak ada yang bisa aku perbuat. Bahkan untuk membersihkan meja yang berantakan di hadapanku sekali pun! Oleh sebab itu, aku perlu latihan untuk memulai sesuatu, membiarkan kesalahan, dan menyelesaikan apa yang kumulai. Dan cara paling sederhana adalah dengan membuat gambar. 

Apa yang aku gambar? Sebuah representasi simbolis? Bisa dikatakan demikian. Lewat garis, grafik, diagram, tabel dan titik titik titik  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar